THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 30 Oktober 2008

Profil Maria Kristin

Nama:
Maria Kristin Yulianti
Tempat/Tgl. Lahir:
Tuban, 25 Juni 1985
Kategori Usia: 22
-->
Peringkat Dunia:
Tunggal Putri
Peringkat Nasional :
Tunggal Putri
E-mail :
mariakristin_7@yahoo.com
Tahun Bergabung :1998
Kelas/Kategori Pertandingan : Tunggal Putri
Tangan (Kiri/Kanan) : Tangan kanan

Tinggi Badan : 169 cm
Mulai karir bulu tangkis pada usia : 10 tahun
Bagaimana mengawali karir bulu tangkis :
Hobi
Prestasi :
- Medali Perunggu Olimpiade Beijing 2008
- Juara II Djarum Indonesia Open SS 2008- Juara II Uber Cup Jakarta Mei 2008
- Perempat Finalis Jerman Open Februari 2008- Medali Emas Sea Games Perseorangan Desember 2007- Medali Emas Sea Games Tim Putri Desember 2007
- Perempat Finalis Taiwan GP 2007- 8 Besar Indonesia Open 2007
- Juara II Jerman Open 2006- Juara I Singapore Satellite 2006- Juara I Surabaya Satellite 2006
Pertandingan paling mengesankan :
Pertandingan di Sudirman Cup 2003, karena pada saat melawan Inggris bisa mengalahkan pemain yang rankingnya jauh diatas saya dan bisa menyumbangkan point buat regu Indonesia
Pertandingan paling mengecewakan :
Pertandingan di Uber Cup 2006, karena selain baru cedera, permainan saya kurang bisa maksimal, membuat saya drop dan tidak bisa mengeluarkan kemampuan saya dengan maksimal
Lawan paling tangguh :
Semua pemain dari China
Rekan berlatih favorit :
Fransiska Ratnasari
Pertama kali menjadi wakil negara pada :
ASEAN School 2002 di Malaysia
Cita-cita/harapan untuk bulu tangkis :

Juara Olimpiade, akhir tahun 2007 harus bisa masuk ranking dunia 10 besar
Hoby : Membaca, shopping
Makanan favorit : Kepiting Saos Padang dan segala jenis masakan udang
Film favorit : Harry Potter
Lagu favorit : From This Moment
Artis/Aktor favorit : Tom Cruise
Atlit favorit : David Beckham
Acara TV favorit : Ceriwis [talk show]
Cita-cita bila tidak berkarir di bulu tangkis : Menjadi wanita karier
Tentang saya :
- Selalu berusaha & berdoa
- Bertanggung jawab- Disiplin

Lilyana Natsir


Bagi Lilyana Natsir (22), Beijing 2008 merupakan Olimpiade pertama.

Bahkan pebulutangkis kelahiran Manado ini mendapat medali perak di nomor ganda campuran bersama Nova Widiyanto (31). Tambah Gambar

Tapi, tak hanya itu rasa senang yang dirasakan cewek yang akrab disapa Butet ini.

Pasalnya ketika tiba di Tanah Air, Selasa (19/8) malam, para pebulutangkis Indonesia disambut meriah oleh para pendukung tim tersebut, termasuk para atlet junior pelatnas.

“Saya jadi teringat empat tahun lalu ketika masih junior.

Saya juga turut menjemput para senior di Bandara Soekarno-Hatta. Perasaan saya ketika itu sangat senang melihat kesuksesan para senior,” kata Lilyana.

Kini, bagaimana perasaan Butet ketika menjadi orang yang dijemput? “Saya sangat senang dengan sambutan mereka.

Saya merasa bangga bisa berada di sini. Benar-benar mengingatkan kenangan akan empat tahun yang lalu. Hanya, kini saya berada di tempat yang berbeda,” ujarnya dengan penuh senyum.

(Sumber: Bolanews.com)

Profil Vita Marissa



Vita Marissa (lahir di Jakarta, 4 Januari 1981; umur 27 tahun) adalah salah satu atlet bulutangkis Indonesia, baik itu di sektor ganda wanita ataupun ganda campuran. Merupakan putri bungsu dari pasangan Aris Harsono dan Yulianawati.
Vita pernah berpasangan dengan
Nova Widianto dan menjadi pasangan ganda campuran yang cukup ditakuti. Ketika ia mengalami cedera bahu pada kejuaraan Malaysia Open 2004, kariernya sebagai atlet sempat terganggu. Dalam kejuaraan di Athena ia hanya mampu bertahan sampai delapan besar saja. Meskipun demikian, Vita tetap mampu memetik dua medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2004 di Palembang.
Karena cideranya bertambah parah, Vita harus menjalani operasi dan pemulihan selama enam bulan. Sehingga Nova Widianto pun dipasangkan dengan
Lilyana Natsir. Vita akhirnya kembali tampil dengan pasangan Flandy Limpele dan berhasil menjuarai kejuaraan Japan Open 2006.
Dalam nomor ganda wanita, Vita dipasangkan dengan
Lilyana Natsir. Mereka ikut memperkuat tim Piala Uber Indonesia tahun 2008, dan menjuarai Indonesia Open untuk nomor ganda wanita pada tahun yang sama.

Vita Marissa Usia Pacu Motivasi


VITA Marissa memang bukan peraih gelar juara dunia edisi 2007. Namun, donasi tiga emas bagi kesuksesan tim bulutangkis Indonesia pada SEA Games ke-24 lalu layak diacungi jempol. ''Bagi saya, setiap kemenangan pasti membawa kebahagiaan. Misalnya, SEA Games lalu,'' kata Vita kemarin (28/12). Tiga emas yang diraihnya berasal dari nomor ganda wanita (bersama Lilyana Natsir), ganda campuran (dengan Flandy Limpele), dan beregu wanita. Prestasi itu menyamai pembalap nasional Uyun Muzizah yang juga menyabet tiga emas pada SEA Games lalu. Tapi, rupanya, prestasi di SEA Games tersebut bukanlah hasil yang paling dibanggakannya. Vita tetap merasa bahwa hasil manis yang dituai di Tiongkok Masters Super Series adalah sukses terbesarnya pada 2007. ''Kami baru dipasangkan. Gelar juara itu juga didapat saat tampil di kandang macan Tiongkok,'' ungkap Vita yang merebut gelar juara wanita bersama Lilyana Natsir. Apalagi, gelar juara tersebut menjadi satu-satunya kegagalan ganda wanita Tiongkok menyapu bersih predikat kampiun dalam Super Series 2007. Namun, wanita kelahiran Jakarta 4 Januari 1981 tersebut lalu menyadari, dalam usia yang tidak lagi bisa dibilang muda, prestasi apik sudah sepantasnya dipersembahkan untuk negara. ''Saya juga berpasangan dengan pemain senior, yakni Flandy (Limpele) maupun Lilyana. Jadi, saya malah malu kalau tidak bisa menyumbangkan hasil optimal,'' ungkapnya. Saat masih bergandengan dengan Nova Widianto, Vita menjadi pasangan ganda campuran yang cukup ditakuti. Kini, bersama Flandy, Vita datang dengan gebrakan fenomenal. Kali pertama terjun di Jepang Open 2006, gelar juara langsung disandangnya. Torehan prestasi di Super Series 2007 pun langsung melambungkan rankingnya. Dia melaju ke peringkat keempat dunia. Dengan segepok bekal yang dimiliki, apa obsesi terbesar putra pasangan Aris Harsono dan Yulianawati itu? ''Tinggal fokus ke Olimpiade. Mudah-mudahan bisa tercipta all Indonesian final nanti,'' tukasnya. (vem/diq) (jawapos.co.id)

Senin, 27 Oktober 2008

I Believe I Can Fly

By R Kelly


I used to think that I could not go on
And life was nothing but an awful song
But now I know the meaning of true love
I'm leaning on the everlasting arms
If I can see it,
then I cam do it
If I just believe it,there's nothing to it..

I believe I can fly
I believe I can touch the sky..
I think about it every night and day
Spread my wing and fly away..
I believe I can soar
I see me running throught that open door
I believe I can fly
I believe I can fly
I believe I can fly

See I was on the verge of breaking down
Some times silence ca seem so loud
There are miracles in life I must achieve
But first I know it starts inside of me..

Reff

If I can see it
Then I can be it
If just believe it
There's nothing to it...

MaTauLi at XI IPA 4

HahaAaha
Enak gak enak sih di kelas ini..
Dengan berwali kelas kan Bu Sri (guru kimia lo..)wadoOowh UH 1 koq dpt 3 satUan!
HahaAa..ampuun Mak!
Ber pelajaran PENJAS kan hari sENin nan hangek nan litak bAna,.
Isi di dalam nya
Ya kyak teman2 sepermainan ku gitu..
Pada rajin,pintar..
Hana,Dela,Ripka,Hanum,Mutia,dkk
(CuiiH org yg di sebutkan pada najis di bilang kawan sepermainan ku)
Wkwkwk
Terus
Ya ada org kayak aqu ini la..
Yg rajin belajar,rajin beribAdah,suka menabung,menyayangi teman teman dan orang tUa!
(kalo mau muntah di tahan aja dulu ya..bentar lagi siap koq aku bikin lelucon nya..)

Eeh eh eh
Jd nya nama kelas kita 4_now?
HadoOoh kata yg senOnoh nan mantaabb pula
WhahaAa..

Tu bi koNtinu..

Hehee

Sabtu, 25 Oktober 2008

Laskar Pelangi

mungkin adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
telah hilang
tanpa lelah sampai engkau
meraihnya

laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
raih bintang di jiwa

menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya...

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau ini kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

menarilah dan terus tertawa
walau dunia takseindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya...

LILIYANA MENJELAJAH DUNIA


Demi bulu tangkis, dia hanya mengecap sekolah dasar.Di usia 12 dia meninggalkan rumah sebagai pemula. Di usia 21 dia kembali ke rumah sebagai jutawan. Di usia 12 dia memutuskan meninggalkan sekolah. Di usia 21 dia salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia--ganda campuran adalah spesialisasinya. Di kancah internasional, Lilyana Natsir menempati peringkat kedua dunia untuk ganda campuran.Sembilan tahun Lilyana "menukarkan" hidupnya dengan bulu tangkis.Sembilan tahun bulu tangkis menjadikan dia bintang yang naik-turun podium kehormatan. "Orang tua saya menghargai keputusan saya meninggalkan sekolah. Syaratnya harus serius," ujarnya kepada Tempo.Gadis asal Manado itu mematuhi syarat orang tuanya, Beno Natsir danOlly Maramis. Hasilnya? Sepanjang kurun 2000-2001, dia memenangi berbagai kejuaraan di tingkat nasional nomor ganda putri. Dia menjadi finalis Singapura Terbuka pada 2004 dan Swiss Terbuka 2005 serta semifinalis All England 2005.Bersama pasangannya, Nova Widhianto, Lilyana menjuarai Indonesia Terbuka 2005, SEA Games 2005, dan Asian Badminton Championship 2006.Tak diunggulkan pada Kejuaraan Dunia di Anaheim, Amerika Serikat, pada2005, Lilyana-Nova membawa pulang gelar juara."Terharu dan bangga bisa ngasih emas buat negara," ujarnya kepada Tempo. Seusai dia berlaga, Beno dan Olly meneleponnya, menyatakan betapa bangga keduanya kepada putri kecil mereka.Saat ke Amerika, dia satu-satunya atlet putri dalam kontingen bulutangkis Indonesia. Toh, Lilyana tidak jengah. Gadis belia ini amat tomboi dalam penampilan sehari-hari. Rambutnya pendek, dicat merah.Lemari bajunya dipenuhi kaus dan jins. Harum parfum Calvin Klein yangmasih menunjukkan identitas kewanitaannya.Lahir di Manado, Sulawesi Utara, Lilyana datang dari keluarga pencintabulu tangkis. Di waktu senggang, dia bersama ibu dan pembantunya kerap mengisi waktu dengan bermain badminton di depan rumah. Melihat bakat dalam diri si putri bungsu, orang tuanya mendaftarkan dia ke klub PBPisok di Manado.Pada 1997, dia hijrah ke klub PB Tangkas di Jakarta. Usianya 12 tahunketika itu. Bagi seorang gadis kecil, sendirian dan jauh dari keluarga ibarat prahara. Tiap malam, Lilyana kenyang menangis. Kerap diatergoda untuk menyerah dan kembali ke Manado.Kala itu, Lilyana menjadi atlet paling kecil di klub. Para seniornyadi klub, yang kebanyakan dari suku Batak, memanggilnya dengan nama kesayangan Butet.Genap setahun merantau, Butet pulang ke Manado untuk berlibur. Suasana rumah yang hangat membuatnya enggan kembali ke Jakarta. Tapi ibunya dengan tegas melarang. "Mereka bilang sudah kepalang tanggung," Butet menirukan ucapan kedua orang tuanya.Kerja keras gadis kecil itu tidak sia-sia. Dia dipanggil masukpemusatan latihan nasional (pelatnas) pada 2002. Tujuh jam tiap hariButet berlatih di hall bulu tangkis Cipayung. Dan mencatatkan prestasi demi prestasi.Olahraga bulu tangkis mengalirkan penghasilan jumbo untuk Butet.Rekening pribadinya berisi hingga miliaran rupiah. Kontrak per tiga bulannya di pelatnas saja mencapai Rp 100 juta. Kakaknya, Kalista Natsir, seorang dokter, sempat "iri". Dan siapa yang tidak?Di usia semuda itu, dengan modal pendidikan hanya sekolah dasar, Butet mampu membeli mobil Nissan X-Trail. Dua pekan lalu, dia mendapat satumobil Yaris sebagai bonus prestasi. Nona Manado ini berniat membeli sebuah rumah di Cibubur. "Penghasilan ku lebih dari cukup," ujarnya.Semua ini harus dibayar mahal dengan latihan ketat setiap hari yang kerap membosankan. Butet memupus rasa bosan dengan nonton film, jalan-jalan ke mal, atau makan di luar bersama kawan-kawannya.Sesekali dia mengisi akhir pekannya dengan dugem atau bermain biliar.Ditemani secangkir kopi, Lilyana betah berjam-jam menyodok bola biliar. Dia juga gemar bermain game di komputer atau menonton televisi di kamarnya yang berukuran 4 x 4 meter persegi.Liburan panjang dan Natal adalah saat yang amat dia nantikan. Butet pasti pulang kampung. Semua masakan Manado dilalapnya, termasuk sup tikus hutan. Dia menyimpan cita-cita menjadi seorang pelatih. Tapi memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah."Sudah terlalu banyak ketinggalan kalau harus mulai dari awal,"ujarnya. Dia menukarkan pendidikannya untuk bulu tangkis. Boleh jadi,tidak sia-sia: bulu tangkis membawa Lilyana Natsir menjelajahi dunia jauh sebelum usia 21.sumber:tempo 28 mei 2006