THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 15 November 2008

Maundy Thursday

Category: Movies
Genre: Drama
Upaya seorang gadis muda dalam mengakhiri hidupnya dengan cara mengunyah butiran aspirin seusai lari pagi merupakan awal cerita film yang disutradarai Song Hae-Seong ini. Bahkan si pemeran utama perempuan tidak segan-segan untuk mencabut dengan brutal jarum infus yang terbenam di pergelangan tangannya guna menunjukan pada sang ibu bahwa dia tidak pernah takut mati, justru menyesal karena upaya bunuh dirinya selalu gagal karena selalu lebih dulu terselamatkan.Lee Na-Young memerankan Yu-Jeong dengan sangat sempurna. Ekspresi wajah, sorot mata dan dendam dapat diterjemahkannya dengan halus tanpa terlihat seperti orang yang putus asa. Yu-Jeong lebih mirip seorang wanita yang kehilangan arah, merasa tak memiliki perlindungan, sehingga apapun yang dilakukannya selalu konstan berada diluar jalur. Perilaku seperti ini dikarenakan masa lalu Yu-Jeong yang tak pernah mendapat dukungan dari ibunya. Sekalipun pada waktu ia menjadi korban pemerkosaan anggota keluarga sendiri, tapi sang ibu tetap menempatkan Yu-Jeong di posisi bersalah. Sehingga saat beranjak dewasa, Yu-Jeong merasa hidupnya adalah sebuah kesalahan besar, di dalamnya termasuk sang ibu.Ibu Yu-Jeong memiliki seorang adik perempuan yang berprofesi sebagai suster gereja. Dia dikenal dengan nama Suster Monica. Setiap hari kamis suster Monica selalu mengunjungi penjara di daerah bagian Korea guna memberikan pendekatan rohaniah bagi para tahanan eksekusi hukuman mati, Disinilah pula ia mempertemukan Yu-Jeong dengan Yun-Soo, seorang terpidana hukum gantung akibat kasus perampokan,pembunuhan dan pemerkosaan. Yun-Soo diperankan Kang Dong Won, aktor yang bisa mencampur adukkan ekspresi marah, autis dan bahagia dalam satu adegan.Sama halnya dengan Yu-Jeong, masa lalu Yun-Soo juga bukan hal yang pantas untuk di ingat. Dibesarkan oleh ayah yang kejam, ditelantarkan ibu kandung, kerasnya hidup di jalanan, serta adik satu-satunya yang meninggal tepat saat mereka tidur di lantai subway dan hanya berselimutkan koran tipis. Kejadian tersebut mendorong karakter Yun-Soo berubah 180 derajat menjadi pribadi yang dingin dan kasar.Pertemuan rutin yang terjadi setiap hari kamis ini perlahan membawa pengaruh bagi keduanya. Sat bertemu Yu-Jeong dan Yun-Soo seolah berkaca satu samalain. Harta dankekayaan yang selama ini selalu menjadi persoalan besar bagi Yun-Soo ternyata tak selamanya bisa membuat bahagia. Hal ini tercermin pada Yu-Jeong, anak orang kaya sekaligus berprofesi sebagai profesor namun berkelakuan ajaib. Sementara Yu-Jeong yang selama ini selalu menginginkan kematian, malah menemukan sebuah arti hidup melalui terpidana mati yang rutin ditemuinya.Terdapat satu scene dimana orang tua dari korban yang di perkosa, kemudian dibunuh datang mengunjungi Yun-Soo di penjara. Ia memang datang dengan marah, tapi pada akhirnya ia memutuskan untuk memaafkan segala tindakan Yun-Soo terhadap putrinya. karena walau bagaimanapun segala kesedihan, rasa sakit dan amarah tak akan dapat mengembalikan si korban. Maka ia bermaksud merelakan kejadian tersebut dan memutuskan memberikan maaf dan pengampunan bagi Yun-Soo.Mendapatkan hal tersebut Yu-Jeong seperti tersadar akan hubungan ia dengan ibunya.Tentang amarah masa kecil dan berbagai macam kesalahan yang dituduhkan pada ibunya. Tapi kejadian hari itu melahirkan sebuah keputusan besar bahwa Yu-Jeong akan memaafkan segala perbuatan ibunya.Kamis adalah hari yang paling ditunggu Yun-Soo. Karena pada hari itulah ia akan menerima kunjungan dari Yu-Jeong. Seiring waktu berjalan, Yun-Soo semakin bersemangat dan mulai berubah menjadi pribadi yang lebih hangat. Namun disisi lain ia juga semakin takut menghadapi kematian saat perasaannya pada Yu-Jeong semakin jelas. Dan tepat saat dilakukan eksekusi hukuman gantung, sebagai permohonan terakhir Yun-Soo mengakui perasaannya pada Yu-Jeong. Namun tanpa tahu jawaban Yu-Jeong, tali gantungan telah terlebih dahulu merengut nyawa Yun-Soo.Hanya saja terdapat bagian yang menceritakan Yun-Soo sebagai tokoh baik yang melakukan pembunuhan secara tidak sengaja hanya karena terdesak melindungi teman nya. Seandainya saja ia tetap dibiarkan menjadi tokoh Psikopat pasti cerita film ini akan menjadi lebih menarik, sehingga tokoh dalam film ini tidak terkesan terlalu 'putih'.

0 Comments:

Post a Comment