Sabtu, 28 Februari 2009
Ni lagu sebenernya punya LyLa
Tp yang paling membekas bgd di hati
Yaaa... Waktu Cakka ICIL 2 bawaain ni lagu
and jd Last Perform dia di ICIL
dgan kata Lain besok nya Cakka tinggal Kelas..
Hiiikkssss....hiiksss
Tp Suueeeer dah..
Ni Lagu dalem nya Nauzubillah waktu dibawain Cakka..
Wkwkwkwk
Oke dah Langsung aja ni Lirik nya...
Tp yang paling membekas bgd di hati
Yaaa... Waktu Cakka ICIL 2 bawaain ni lagu
and jd Last Perform dia di ICIL
dgan kata Lain besok nya Cakka tinggal Kelas..
Hiiikkssss....hiiksss
Tp Suueeeer dah..
Ni Lagu dalem nya Nauzubillah waktu dibawain Cakka..
Wkwkwkwk
Oke dah Langsung aja ni Lirik nya...
takkan jera
aku memintamu
‘tuk tetap di sini
meski kinikau pun telah pergi
dan meminta aku* tuk melupakanmu
tapi ku tak mampu
reff:aku mohon kepadamu
kembalilah kepadaku
karna takkan pernah ada
yang mampu menggantikanmu
takkan jera
aku memintamu
‘tuk tetap di sini
(karena) dia bukan
orang yang kupilih
‘tuk melupakanmu
repeat reff [2x]
sekali lagi repeat
reff
tak seindah bersamamu
tak sehangat pelukanmu
yang tak akan pernah bisa
untuk mengganti dirimu
takkan jera
aku memintamu‘tuk tetap di sini
‘tuk tetap di sini
(karena) dia bukan
orang yang kupilih
‘tuk melupakanmu
repeat reff [2x]
sekali lagi repeat
reff
tak seindah bersamamu
tak sehangat pelukanmu
yang tak akan pernah bisa
untuk mengganti dirimu
takkan jera
aku memintamu‘tuk tetap di sini
Label: Lirik Lagu
JAKARTA - Agenda politik sempat mengancam kelangsungan turnamen bulutangkis super series di tanah air, Indonesia Terbuka. Namun, sebagai salah satu kiblat bulu tangkis, Indonesia tetap dipercaya BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) untuk menghelat agenda tersebut. Seperti tahun lalu, turnamen berhadiah USD 250 ribu itu akan diselenggarakan pada Juni.
''BWF sudah menyetujui dan PBSI harus siap. Ini even internasional. Saya yakin pihak berwenang akan membantu persoalan keamanan,'' terang Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan PB PBSI Mimi Irawan di Jakarta kemarin (26/2). Menurut Mimi, Indonesia Terbuka rencananya diselenggarakan selama sepekan pada 16-21 Juni di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Bulan tersebut dipilih karena BWF sudah memberikan jatah bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pada seri keenam. Padahal, bulan itu terletak di antara dua agenda besar politik nasional. Pada 9 April nanti, akan diselenggarakan pemilihan legislatif.
Berikutnya, putaran pertama pemilihan presiden dihelat pada 6 Juli. Kondisi tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran terkait dengan jaminan keamanan dan perizinan. Mimi meyakini, Indonesia Terbuka tahun ini akan diikuti pebulutangkis papan atas dunia. Itu tak lepas dari suksesnya pelaksanaan final Masters Super Series di Kuala Lumpur pada 2008 sebagai penutup rangkaian turnamen reguler super series.
Poin dari turnamen super series, seperti halnya Indonesia Terbuka, memang diperlukan untuk lolos ke final master. ''Selain itu, pasti ada kerinduan para pemain top untuk tampil di turnamen perorangan setelah membela negaranya masing-masing pada Piala Sudirman Mei nanti,'' terang Mimi.
Tahun lalu Indonesia Terbuka kurang diminati. Tiongkok yang menjadi negara terkuat bulutangkis saat ini tidak mengirimkan atlet. Alasannya, saat itu jadwalnya berdekatan dengan Olimpiade Beijing 2008. (vem/ang)
(Sumber: Jawapos.co.id)
Label: Love Badminton
Sabtu, 21 Februari 2009
Rabu, 18 Februari 2009
JAKARTA (SINDO) – Pengunduran diri Vita Marissa membuat Pelatnas Cipayung kehilangan salah satu ganda putri terbaiknya. Dampaknya, Lilyana Natsir yang menjadi rekan Vita di ganda putri, kini lebih difokuskan ke ganda campuran. Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata menegaskan, Butet –panggilan akrab Lilyana–memang sudah tidak akan diturunkan lagi di ganda putri setelah kepergian dari pelatnas. Kebijakan itu bukan karena tak ada pemain lain yang bisa diduetkan dengan Butet.
Tapi, PBSI ingin Lilyana konsentrasi di ganda campuran bersama Nova Widianto. Rencananya, Pelatnas Cipayung mempersiapkan Nova/ Lilyana tampil maksimal di ganda campuran All England, 3–8 Februari 2009.
”Butet tak lagi tampil di ganda putri. Kami menunjuknya konsentrasi penuh di ganda campuran. Saya pikir keputusan itu membuatnya lebih fokus setiap menjalani nomor tersebut,” kata Christian kepada SINDO kemarin.
Memang, tak ada masalah ketika Butet dan Vita menjalani dua nomor sekaligus. Namun, pihaknya ingin Butet konsentrasi di nomor campuran saat turun di All England. ”Pemain yang menjalani dua nomor bukan hanya Butet. Masih banyak pemain negara lain melakukan hal serupa. Namun, kami ingin Nova/Lilyana fokus ke campuran saja,” ujar Christian. Christian juga menepis anggapan ganda putri Indonesia akan habis setelah pasangan Butet dan Vita berpisah. Sebab, PBSI telah mempersiapkan penggantinya seperti pasangan Meiliana Jauhari/ Sandy Puspita dan Greysia Polii/Nidya. ”Saya optimistis dua ganda putri ini akan berbicara ke depannya, apalagi Meiliana/ Sandy telah memiliki peringkat mumpuni di BWF,” cetus mantan pemain nasional tersebut. Sementara Butet membenarkan dirinya melakukan persiapan matang di ganda campuran.
Dia berharap latihan keras yang telah dilaluinya di pelatnas akan mengantarkan mereka meraih gelar di All England. ”Saya kini lebih fokus. Berbeda dengan sebelumnya karena saya bermain di dua nomor sekaligus,” kata Butet. (edi yuli) (Sumber: Seputar-indonesia.com)
Undian kurang menguntungkan harus diterima beberapa pebulutangkis Indonesia di All England Super Series 2009 yang digelar 3--8 Maret. Dalam undian yang dirilis kemarin, beberapa pemain harus bertemu rekan sendiri di awal turnamen.
Antarsesama pelatnas atau mantan penghuni Cipayung. Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Taufik Hidayat berada dalam satu grup. Praktis, ketiganya harus saling mengalahkan untuk berebut tiket semifinal turnamen berhadiah total USD 200 ribu itu. Simon Santoso, tunggal pria pelatnas Cipayung itu tercatat paling banyak menghadapi pemain unggulan.
Di putaran pertama, pemain asal Tegal, Jawa Tengah, itu sudah dihadang andalan Denmark, Peter Gade, unggulan keempat. Simon yang kini nangkring di posisi ke-10 dunia tak akan mudah menghadapi Gade. Terakhir, di Korea Terbuka Super Series Januari lalu, Gade menang tanpa perlu bekerja karena Simon mundur dengan alasan sakit. Jika sukses melewati tantangan perdana itu, Simon ditunggu pemenang antara wakil Malaysia Sairul Amar Ayob kontra Ng Wei (Hongkong).
Kemudian di perempat final, dia harus menghadapi pemain nonpelatnas Taufik Hidayat. Tentu saja, Taufik yang berada di peringkat ketujuh dunia itu harus menang lebih dulu atas Yu Hsin Hsieh (Taiwan) di putaran pertama. Kemudian memenangi antara Anand Chetan (India) dan Andrew Smith (Inggris). Menghadapi Gade, Simon bertekad bisa mengulang sukses di Denmark Terbuka 2008. ''Ini saatnya bagi saya untuk menunjukkan kemampuan.
Pada PBSI saya harus menjawab tantangan pengurus bahwa turnamen ini menjadi salah satu even evaluasi pemain,'' ujar Simon tadi malam. Turnamen bulutangkis tertua di dunia yang dinilai prestisius itu tampaknya juga mempengaruhi Simon untuk berbuat maksimal. Meskipun hadiah yang ditawarkan lebih kecil dibanding Korea Super Series (USD 250 ribu) atau Indonesia Terbuka Super Series (USD 300 ribu). Tak berbeda dengan Simon, Sony Dwi Kuncoro juga optimistis meski drawing kurang menguntungkan. ''Ini turnamen yang menjadi bidikan utama tahun ini. Kondisi saya juga sedang prima,'' ujar Sony, peringkat kelima dunia.
Apalagi, kini dia tak lagi terganggu cedera dan sakit seperti saat menghadapi trunamen-turnamen sebelumnya. Bahkan, Sony mengaku sudah menyiapkan strategi menghadapi Chong Wei, unggulan pertama. ''Saya yakin bakal ramai. Karena semua pemain top datang semua,'' katanya. Tiongkok sudah menurunkan pemain andalannya dalam agenda ketiga super series 2009 ini. Lin Dan menjadi unggulan kedua diikuti Chen Jin yang juga dari Negeri Panda itu. Selain Sony dan Simon, Indonesia menerjunkan Tommy Sugiarto yang harus merangkak melalui kualifikasi. Di tunggal wanita, Merah Putih diperkuat tiga wakilnya.
Begitu pula ganda pria. Sedangkan di sektor ganda wanita dan ganda campuran, hanya dua pasang pelatnas yang ikut.(vem/cfu) (Sumber: Jawapos.co.id)
Label: Love Badminton
Kamis, 05 Februari 2009
Taufik Hidayat Mundur dari Pelatnas (Surat Pernyataan Taufik)
0 komentar Diposting oleh Ninie Butet holic di 06.14Jakarta, 30 Januari 2009
12 Tahun sudah saya mengalami berlatih, bermain, dan hidup di kompleks bulutangkis tercinta, Cipayung. Selama kurun waktu itu pula PB PBSI memberikan saya kesempatan untuk berbagi suka dan duka, merasakan kekalahan serta kemenangan. PB PBSI sebagai induk organisasi bulutangkis tertinggi di Indonesia telah mengajarkan saya banyak hal; tentang solidaritas, tentang jiwa besar, tentang kemandirian, tentang menyikapi baik dan buruk, serta yang paling utama adalah ajaran mengenai kebanggaan dengan harga diri yang tinggi saat memandang Bendera Merah Putih berkibar jauh di ujung tiang tertinggi, karena Menang adalah Sikap.
Solidaritas, kebersamaan dan ikatan batin yang terjalin antara saya dengan lingkungan di Pelatnas sangat tinggi. Kami berbagi banyak hal dan bermacam peristiwa kekalahan dan kemenangan. Setelah 12 tahun berada di Pelatnas, pada akhirnya semuanya sudah tidak terasa seperti hubungan pekerjaan, namun lebih seperti sebuah keluarga besar.
Untuk meninggalkan keluarga saya di Cipayung bukan hal yang mudah. Akan tetapi dengan maksud untuk mendorong regenerasi atlit yang berada dalam lingkup PB PBSI, Maka saya mengambil keputusan untuk bermain sendiridi luar naungan PB PBSI. Dengan harapan akan terciptanya estafet supremasi dan dapat mendorong ''beban'' akselerasi prestasi junior-junior saya. Mereka juga berhak mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tumpuan harapan, seperti yang juga pernah saya alami. Saya harapkan bahwa dengan tanggung jawab yang lebih besar, mereka akan lebih termotivasi untuk menjadi yang terbaik.
Apabila dilihat dari umur dan pencapaian yang telah saya hasilkan selama ini, mungkin ini merupakan saat yang tepat bagi saya untuk bermain sendiri di luar Pelatnas. Rencana yang sudah menjadi wacana ini pada akhirnya dapat terwujud pada saat kredibilitas karir saya masih terbilang bagus. Hal ini mengingat pengalaman para senior, yang pada akhirnya dikondisikan untuk mengundurkan diri saat prestasinya pudar atau cidera. Hal ini membuat saya harus berpikir positif dan efektif untuk masa depan saya dan keluarga.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri fakta bahwa Saya menjadi Saya sekarang ini juga berkat dukungan PB PBSI. Terima Kasih yang tiada habisnya saya haturkan kepada PB PBSI beserta seluruh jajarannya, yang selama ini telah menjadi salah satu bagian terbesar dalam perjalanan hidup saya.
Dimanapun saya berada, saya akan berjuang demi harkat dan martabat Indonesia, karena Saya percaya, bahwa bukan ''Dimana'' saya berjuang, tetapi untuk ''Siapa'' saya tetap berjuang akan selalu seiring dengan misi dari PB PBSI sendiri, yaitu bagi Negara Indonesia.
Untukmu Indonesiaku,
Taufik Hidayat
(Sumber: Taufik-Hidayat.com)
Subscribe to:
Postingan (Atom)