Sabtu, 28 Februari 2009
JAKARTA - Agenda politik sempat mengancam kelangsungan turnamen bulutangkis super series di tanah air, Indonesia Terbuka. Namun, sebagai salah satu kiblat bulu tangkis, Indonesia tetap dipercaya BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) untuk menghelat agenda tersebut. Seperti tahun lalu, turnamen berhadiah USD 250 ribu itu akan diselenggarakan pada Juni.
''BWF sudah menyetujui dan PBSI harus siap. Ini even internasional. Saya yakin pihak berwenang akan membantu persoalan keamanan,'' terang Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan PB PBSI Mimi Irawan di Jakarta kemarin (26/2). Menurut Mimi, Indonesia Terbuka rencananya diselenggarakan selama sepekan pada 16-21 Juni di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Bulan tersebut dipilih karena BWF sudah memberikan jatah bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pada seri keenam. Padahal, bulan itu terletak di antara dua agenda besar politik nasional. Pada 9 April nanti, akan diselenggarakan pemilihan legislatif.
Berikutnya, putaran pertama pemilihan presiden dihelat pada 6 Juli. Kondisi tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran terkait dengan jaminan keamanan dan perizinan. Mimi meyakini, Indonesia Terbuka tahun ini akan diikuti pebulutangkis papan atas dunia. Itu tak lepas dari suksesnya pelaksanaan final Masters Super Series di Kuala Lumpur pada 2008 sebagai penutup rangkaian turnamen reguler super series.
Poin dari turnamen super series, seperti halnya Indonesia Terbuka, memang diperlukan untuk lolos ke final master. ''Selain itu, pasti ada kerinduan para pemain top untuk tampil di turnamen perorangan setelah membela negaranya masing-masing pada Piala Sudirman Mei nanti,'' terang Mimi.
Tahun lalu Indonesia Terbuka kurang diminati. Tiongkok yang menjadi negara terkuat bulutangkis saat ini tidak mengirimkan atlet. Alasannya, saat itu jadwalnya berdekatan dengan Olimpiade Beijing 2008. (vem/ang)
(Sumber: Jawapos.co.id)
Label: Love Badminton
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)